Laman

Selasa, 30 Juli 2013

Sejarah Sebelum Mengenal Tulisan

Bagaimanakah awal mula media yang digunakan manusia dalam menyebarkan informasi ? Sebelum internet dan televisi, kita mengenal dunia percetakan. Manusia menggunakan berbagai macam media seperti kertas, batu, dan lainnya untuk menyampaikan informasi. Jika melihat kembali media yang digunakan, semuanya menggunakan tulisan untuk menyampaikan informasi. 


Memang, tulisan menjadi salah satu momen peradaban manusia. Tulisan membedakan zaman antara sejarah dan pra-sejarah. Tulisan pada awalnya tidak berbentuk huruf, melainkan gambar. Secara umum, perkembangan jenis tulisan tidak hanya dari suatu daerah saja, berbagai macam jenis tulisan lahir dari berbagai macam jenis kebudayaan. 


Perkembangan Tulisan



Pada awal mulanya, tulisan yang digunakan merupakan gambar sederhana yang merepresentasikan suatu objek maupun pekerjaan. Gambar yang digunakan merupakan gambar sederhana yang dimengerti oleh para penduduk sekitar. Tulisan jenis ini disebut dengan piktograf. Salah satu jenis piktograf yang kita kenal adalah Hieroglyph dari mesir. Tulisan ini telah ada sejak 3000 tahun S.M dan biasanya ditulis pada lembaran daun papyrus maupun dipahat pada batu.




Tahun 400 S.M bangsa yunani mulai memperkenalkan system huruf yang menggantikan jenis piktograf. Huruf ini tidak lagi mewakili hanya sebuah objek maupun kata kerja, akan tetapi mewakili suku kata. Pada sekitar tahun 114 S.M. , bangsa romawi menyempurnakan huruf yang digunakan oleh yunani sehingga menjadi cikal bakal huruf alphabet yang digunakan sekarang.

Tidak hanya itu saja, di belahan bumi yang lain, jenis tulisan lain pun berkembang. Lembah Mesopotamia, bagdad, dunia arab, sampai daratan china pun mengembangkan karakteristik tulisan masing – masing. Dan salah satu momentum persebaran tulisan di dunia adalah dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1439. Dengan ditemukannya mesin cetak, persebaran informasi menjadi lebih mudah karena dapat diperbanyak dalam waktu yang singkat.

Dari tulisan-tulisan yang telah dihasilkan oleh manusia maka sampailah kita pada budaya serta kehidupan yang terbentuk dari warisan tulisan para pendahulu.


Dalam sejarahnya, manusia mula – mula tidak tinggal menetap akan tetapi mengembara dan satu tempat ke tempat lain. Manusia mencari makan dari alam sekitarnya. Pada perkembangan berikutnya manusia mulai menetap dengan mata pencaharian utama yakni bertani.
Dalam pengembarannya tersebut, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila mereka memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta bahan lainnya, ternyata manusia dapat menyempaikan berita kepada manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada bautu, pohon, serta bahan lainnya yang bisa ditulisi. Sebelum mengenal tulisan, manusia berhubungan dengan manusia lainnya melalui bahasa lisan ataupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan kepada pohon, batu, ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan manusia lain melalui bahasa tulisan.
Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon, batu, dan benda lainnya dapat digunakan sebagai catatan mengenai apa yang dikatakan manusia maupun apa yang perlu diketahui seseorang. Dengan adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia, karena kini manusia dapat melihat catatannya tersebut. Pesan dalam berbagai pahatan tersebut dapat diteruskan dan diwariskan kepada generasi berikutnya maupun kepada suku lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa manusia menulis karena berdasarkan pengalamannya. Sebelum mengenal tulisan, manusia berbahasa dengan menggunakan bahasa lisan dan isyarat. Bahasa tulis digunakan sebagai alat komunikasi dan pewarisan pengetahuan dari generasi sebelumnya.
 Menurut Adolf Portman secara biologis, manusia dipandang sebagai prematur. Maksudnya semua spesies atau binatang sejak dilahirkan sekaligus telah membawa serta seperangkat naluri atau atau kemampuan alami buat tetap hidup (survive), sedangkan manusia tanpa pemeliharaan ibu dan keluarganya (sebagai lingkungan) pasti akan mati. Keseluruhan situasi di atas, yaitu kekurangan manusia dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, maka lalu diganti oleh kemampuan manusia untuk menciptakan suatu lingkungan tiruan (artificial) yang bentuknya beraneka ragam. Manusia dalam hal ini dibekali teknik untuk membuat lingkungan menjadi cocok dengan dirinya, sehingga makin tinggi tingkat kemampuan abstraksi, makin tinggi pula kebudayaan orang atau bangsa tersebut. Berkat kesadaran dan kemampuan abstraksi inilah, manusia akhirnya menghasilkan konsep tersendiri mengenai apa itu alam. Konsep yang telah disistematisasi dengan otak dan kerangka pemikiran yang logis dalam wujud ilmu pengetahuan, ialah yang nantinya merupakan benih dari teknologi sebagai satu penerapan ilmu pengetahuan dalam berhadapan dengan alam.



Fase-fase Proses Teknik

  1. Fase teknik destruktif, maksudnya untuk memcahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam dan tidak ada usaha mengembalikannya lagi ke alam. Manusia masih bersifat food gathering dan ini terjadi dalam zaman batu. Orang yang hidup pada zaman batu itu bersikap mengambil apa saja dari alam, belum ada usaha untuk menanam. 
  2. Fase teknik konstruktif, ciri budaya masyarakat yang hidup pada fase ini adalah telah melakukan penciptaan, sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak terdapat di alam secara langsung, misalnya alat tembikar untuk keperluan memasak, senjata logam, ladang dan peternakan. Dengan penciptaan baru ini, manusia sedikit demi sedikit telah mencipta bagi dirinya suatu lingkungan baru. Lingkungan baru ini selalu bermodalkan alam sekitar, maka merupakan the second nature (alam kedua) yang bentuknya atau macamnya beragam, mulai dari kegiatan ekonomis, struktur kemasyarakatan sampai ke bentuk peradaban dan keagamaan.
  3. Fase teknik efektif, merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai oleh manusia saat ini. Teknik modern yang beraneka ragam, sebenarnya bertitik tolak dari analisis matematis alam. Makin meningkatnya kebutuhan dan pemakaiannya dalam kehidupan manusia, sehingga mampu membangun suatu peradaban baru, yaitu peradaban mesin. Ciri-ciri peradaban mesin adalah kesatuan bahasa internasional, sebagai pengantar yang sangat mendorong perkembangannya. Selain itu dengan diciptakannya bahasa simbol yang internasional, satu dan seragam, yaitu bahasa matematika, maka berkembanglah secara pesat teknologi mesin. Semua itu tercapai karena manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya, teknologi adalah ilmu terapan, sebaliknya teknologi yang mendorong diciptakannya lalu ditimbulkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju lagi. Kesimpulannya, teknik ada karena adanya ilmu pengetahuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar