Memang, tulisan menjadi salah satu momen peradaban manusia.
Tulisan membedakan zaman antara sejarah dan pra-sejarah. Tulisan pada awalnya
tidak berbentuk huruf, melainkan gambar. Secara umum, perkembangan jenis
tulisan tidak hanya dari suatu daerah saja, berbagai macam jenis tulisan lahir
dari berbagai macam jenis kebudayaan.
Perkembangan Tulisan
Pada awal mulanya, tulisan yang digunakan merupakan gambar
sederhana yang merepresentasikan suatu objek maupun pekerjaan. Gambar yang
digunakan merupakan gambar sederhana yang dimengerti oleh para penduduk
sekitar. Tulisan jenis ini disebut dengan piktograf. Salah satu jenis piktograf
yang kita kenal adalah Hieroglyph dari mesir. Tulisan ini telah ada sejak 3000
tahun S.M dan biasanya ditulis pada lembaran daun papyrus maupun dipahat pada
batu.
Tahun 400 S.M bangsa yunani mulai memperkenalkan system huruf
yang menggantikan jenis piktograf. Huruf ini tidak lagi mewakili hanya sebuah
objek maupun kata kerja, akan tetapi mewakili suku kata. Pada sekitar tahun 114
S.M. , bangsa romawi menyempurnakan huruf yang digunakan oleh yunani sehingga
menjadi cikal bakal huruf alphabet yang digunakan sekarang.
Tidak hanya itu saja, di belahan bumi yang lain, jenis
tulisan lain pun berkembang. Lembah Mesopotamia, bagdad, dunia arab, sampai
daratan china pun mengembangkan karakteristik tulisan masing – masing. Dan salah
satu momentum persebaran tulisan di dunia adalah dengan ditemukannya mesin
cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1439. Dengan ditemukannya mesin cetak,
persebaran informasi menjadi lebih mudah karena dapat diperbanyak dalam waktu
yang singkat.
Dalam sejarahnya, manusia mula – mula tidak tinggal menetap akan
tetapi mengembara dan satu tempat ke tempat lain. Manusia mencari makan
dari alam sekitarnya. Pada perkembangan berikutnya manusia mulai menetap
dengan mata pencaharian utama yakni bertani.
Dalam pengembarannya tersebut, manusia memperoleh pengalaman bahwa
bila mereka memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan
serta bahan lainnya, ternyata manusia dapat menyempaikan berita kepada
manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada bautu, pohon, serta bahan
lainnya yang bisa ditulisi. Sebelum mengenal tulisan, manusia
berhubungan dengan manusia lainnya melalui bahasa lisan ataupun bahasa
isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan kepada
pohon, batu, ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan
manusia lain melalui bahasa tulisan.
Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon,
batu, dan benda lainnya dapat digunakan sebagai catatan mengenai apa
yang dikatakan manusia maupun apa yang perlu diketahui seseorang. Dengan
adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia, karena kini
manusia dapat melihat catatannya tersebut. Pesan dalam berbagai pahatan
tersebut dapat diteruskan dan diwariskan kepada generasi berikutnya
maupun kepada suku lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa manusia menulis karena berdasarkan
pengalamannya. Sebelum mengenal tulisan, manusia berbahasa dengan
menggunakan bahasa lisan dan isyarat. Bahasa tulis digunakan sebagai
alat komunikasi dan pewarisan pengetahuan dari generasi sebelumnya.
Menurut
Adolf Portman secara biologis, manusia dipandang sebagai prematur.
Maksudnya semua spesies atau binatang sejak dilahirkan sekaligus telah
membawa serta seperangkat naluri atau atau kemampuan alami buat tetap
hidup (survive), sedangkan manusia tanpa pemeliharaan ibu dan
keluarganya (sebagai lingkungan) pasti akan mati. Keseluruhan situasi di
atas, yaitu kekurangan manusia dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan, maka lalu diganti oleh kemampuan manusia untuk menciptakan
suatu lingkungan tiruan (artificial) yang bentuknya beraneka ragam.
Manusia dalam hal ini dibekali teknik untuk membuat lingkungan menjadi
cocok dengan dirinya, sehingga makin tinggi tingkat kemampuan abstraksi,
makin tinggi pula kebudayaan orang atau bangsa tersebut. Berkat
kesadaran dan kemampuan abstraksi inilah, manusia akhirnya menghasilkan
konsep tersendiri mengenai apa itu alam. Konsep yang telah
disistematisasi dengan otak dan kerangka pemikiran yang logis dalam
wujud ilmu pengetahuan, ialah yang nantinya merupakan benih dari
teknologi sebagai satu penerapan ilmu pengetahuan dalam berhadapan
dengan alam.
Fase-fase Proses Teknik
- Fase teknik destruktif, maksudnya untuk memcahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam dan tidak ada usaha mengembalikannya lagi ke alam. Manusia masih bersifat food gathering dan ini terjadi dalam zaman batu. Orang yang hidup pada zaman batu itu bersikap mengambil apa saja dari alam, belum ada usaha untuk menanam.
- Fase teknik konstruktif, ciri budaya masyarakat yang hidup pada fase ini adalah telah melakukan penciptaan, sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak terdapat di alam secara langsung, misalnya alat tembikar untuk keperluan memasak, senjata logam, ladang dan peternakan. Dengan penciptaan baru ini, manusia sedikit demi sedikit telah mencipta bagi dirinya suatu lingkungan baru. Lingkungan baru ini selalu bermodalkan alam sekitar, maka merupakan the second nature (alam kedua) yang bentuknya atau macamnya beragam, mulai dari kegiatan ekonomis, struktur kemasyarakatan sampai ke bentuk peradaban dan keagamaan.
- Fase teknik efektif, merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai oleh manusia saat ini. Teknik modern yang beraneka ragam, sebenarnya bertitik tolak dari analisis matematis alam. Makin meningkatnya kebutuhan dan pemakaiannya dalam kehidupan manusia, sehingga mampu membangun suatu peradaban baru, yaitu peradaban mesin. Ciri-ciri peradaban mesin adalah kesatuan bahasa internasional, sebagai pengantar yang sangat mendorong perkembangannya. Selain itu dengan diciptakannya bahasa simbol yang internasional, satu dan seragam, yaitu bahasa matematika, maka berkembanglah secara pesat teknologi mesin. Semua itu tercapai karena manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya, teknologi adalah ilmu terapan, sebaliknya teknologi yang mendorong diciptakannya lalu ditimbulkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju lagi. Kesimpulannya, teknik ada karena adanya ilmu pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar